![]() |
| Polisi Bongkar Penyelundupan 1 ton Sabu |
BNN mengakui, terungkapnya kasusnya 1 ton sabu ini tak lain
karena adanya penindakan besar-besaran di Filipina kepada bandar narkoba.
Dengan kerasnya hukum di Filipina, membuat mereka pindah jualan ke Indonesia.
Karena itu, BNN akan lebih mengantisipasi dan bekerja lebih
keras untuk mengungkap peredaran serta bandar narkoba Filipina yang pindah
jualan ke Indonesia.
"Apa yang disampaikan Pak Buwas (Budi Waseso, Kepala
BNN) itu, ada petunjuk dan indikasi kerasnya hukum di Filipina membuat sebagian
sindikiat mengalihkan ke bisnisnya ke Indonesia. Itu harus diantisipasi.
Terutama mereka-mereka yang sudah berafiliasi dengan jaringan Indonesia. Kita
harus kerja lebih keras lagi," ujar Kepala Bagian Humas BNN Kombes
Sulistriandriatmoko "Ke depan kita akan mengintensifkan penjagaan kawasan
di pantai dan meningkatkan kerja sama dengan Bea Cukai dan kepolisian untuk
patroli," lanjutnya.
BACA :
Menurut Sulis, hingga saat ini BNN masih terus menyelidiki ada
atau tidaknya warga Indonesia yang menjadi anggota dalam kelompok yang
menyelundupkan sabu seberat 1 ton tersebut. Sejauh ini, keterlibatan warga baru
sebatas menyediakan sarana bagi para pelaku.
"Kalau petunjuk afiliasi (dengan kelompok di Indonesia)
belum kuat. Keterlibatan WNI (dalam kelompok tersebut) belum ditemukan. Tapi
kan dia WNA pasti ada bantuan dari warga untuk penunjuk jalan, mencari kapal
dan lainnya," sebut Sulis.
Pengungkapan penyelundupan sabu 1 ton itu terjadi pada Kamis
(13/7) lalu. Salah satu penyelundup sabu, Lin Ming Hui tewas ditembak polisi.
Hingga saat ini polisi sudah mengamankan tiga tersangka yaitu
sempat kabur Hsu Yung Li. Mereka menyelundupkan sabu 1 ton dari China ke Pantai
Anyer dengan cara mengikatkan sabu dengan tali yang ditarik perahu karet
bermesin. Di bibir pantai, mereka kemudian mengangkut sabu dengan dua unit
mobil.


0 komentar:
Post a Comment