![]() |
| Pembicara dari Ditjen Ketenagalistrikan menyampaikan paparan di Forum Tematik Bakohumas Kementerian ESDM, di Depok |
Depok, Libas News - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melaksanakan
Forum Tematik melalui Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas)
Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Hotel Margo, Depok, Jawa Barat,
20-22 Juli 2017 dengan tema, “Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran untuk
Energi Berkeadilan”.
Saat sesi diskusi, David Fernando Silalahi, Kepala Seksi TTL dan
Subsidi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan KESDM, menyampaikan bahwa, pada
pembahasan RAPBNP 2017 antara KESDM dan DPR, ditemukan 2,44 juta pelanggan
900VA yang layak subsidi sehingga angka 4,1 juta data awal terkoreksi menjadi
6,54 juta rumah tangga sehingga bertambah 7 triliun di tahun 2017.
“Terkait subsidi listrik ada tambahan dana 7 triliun sehingga
total subsidi tahun 2017 sebesar 51 triliun. Subsidi juga diberikan kepada
UMKM, warteg, rumah ibadah, panti asuhan, listrik untuk KRL, dan kegiatan
kependidikan masih diberikan subsidi,” tutur David.
Untuk menangani pengaduan subsidi listrik tepat sasaran, menurut
David, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan terkait penerapan subsidi
listrik tepat sasaran melalui kantor desa dan kelurahan untuk kemudian
diteruskan ke kantor kecamatan dan/atau kabupaten kemudian pengaduan tersebut
diteruskan ke posko pusat.
“Apabila rumah tangga pengadu terdapat dalam data terpadu, maka
segera ditindaklanjuti oleh PLN dan diberikan tarif bersubsidi. Apabila rumah
tangga pengadu tidak terdapat dalam Data Terpadu, Pokja Pengelola Data Terpadu
akan memverifikasi pengaduan tersebut, apakah termasuk kategori miskin dan
tidak mampu,” ujar David.
Hingga 19 Juli 2017, menurut David, total pengaduan subsidi
listrik tepat sasaran sebanyak 72.217 dan sudah selesai 39.768 sedangkan dalam
proses verifikasi 32.449.
“Lima provinsi dengan pengaduan tertinggi yakni Jawa Timur
17.259, Sulsel 11.304, Jateng 8.812, Sumbar 7.578, dan Aceh 7.057,” ujar David
akhiri presentasinya.
Dalam sesi kedua, Senior Communication Strategy
Specialist TNP2K, Rajeshanagara Sutedja menyampaikan bahwa saat
ini kelompok kaya menerima subsidi listrik lebih besar.
“Data penerima subsidi pelanggan 450VA 22,8 juta pada tahun 2016
sedangkan tahun 2017 23,1 juta sedangkan pelanggan 900VA 22,3 juta pada tahun
2016 dan tahun 2017 sebanyak 4,1 juta pelanggan. Dengan demikian 18,25 juta
rumah tangga tidak lagi disubsidi sejak 1 Januari 2017,” ujar Rajesh.
Dampak kebijakan subsidi tepat sasaran, menurut Rajesh, dari
segi inflasi menurut perhitungan dari BPS pada bulan Juni 2017 setelah
penerapan pada kategori 900VA sebesar 0,06%.
“Cita-cita ke depan adalah adanya integrasi penyaluran non tunai
bantuan sosial dan subsidi,” pungkas Rajesh seraya menyampaikan bahwa ini
sesuai arahan Presiden.
Sosialisasi melalui Kementerian/Lembaga
Sementara itu dalam sambutannya, Direktur Jenderal (Dirjen)
Informasi dan Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti menyampaikan bahwa
salah satu strategi komunikasi adalah melakukan persiapan sebelum
ditandatanganinya sebuah kebijakan.
“Pertama memberikan konteks kepada masyarakat. Merumuskan
komunikasi ini penting dalam rangka pengkondisian masyarakat,” tutur Niken.
Terkait masalah sosialisasi ke masyarakat, menurut Niken, itu
adalah kerja dari semua kementerian/lembaga sehingga topiknya bisa menjadi populer
dalam kurun waktu tertentu.
“Berbagai hal kebijakan yang ada dapat disebarluaskan oleh semua
kementerian/lembaga,” tutup Niken dalam sambutannya.
Turut hadir dalam acara ini yakni Dirjen Informasi dan
Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti dan perwakilan humas dari
kementerian/lembaga.
Acara Forum Bakohumas KESDM kali ini akan berlangsung dengan
metode diskusi yang berlangsung hari ini (20/7) dan kunjungan lapangan ke P2B
Gandul,


0 komentar:
Post a Comment