![]() |
| Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla dan Seskab Pramono Anung mendiskusikan sesuatu, di sela Rapat Terbatas, di kantor Presiden |
Jakarta, Libas News - Usai memimpin Rapat Terbatas tentang Perkembangan High Speed Train, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla langsung memimpin
Rapat Terbatas mengenai Perkembangan Implementasi Program Pengetasan
Kemiskinan, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/7) sore.
Pada awal pengantarnya, Presiden Jokowi meminta agar stabilitas
harga kebutuhan pokok betul-betul dijaga. Presiden juga menambahkan begitu pula
dengan kebijakan yang mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok harus
betul-betul dikalkulasi dengan matang, karena bila harga bahan pokok naik artinya
garis kemiskinan akan naik, dan artinya biaya hidup penduduk miskin juga akan
naik.
“Ini akan membuat kenaikan pendapatan penduduk miskin kita baik
petani maupun buruh bangunan menjadi kurang berarti,” ujar Presiden.
Presiden meminta agar program-program Kementerian, terutama
Pertanian, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan juga penyaluran Dana Desa
betul-betul bisa menjangkau 40% penduduk lapisan terbawah.
Artinya, tegas Presiden, program Kementerian harus fokus pada
peningkatan pendapatan dan daya beli mayoritas rumah tangga miskin yang bekerja
di sektor pertanian maupun di sektor informal. “Saya ingin program subsidi yang
dialokasikan dari Kementerian Pertanian bisa tepat sasaran serta mampu
menaikkan nilai tukar petani,” tegasnya.
Menurut Presiden Jokowi, pemerintah telah mengalokasikan Dana
Desa. Tiga tahun yang lalu Rp20 triliun, tahun lalu Rp47 triliun, dan tahun ini
Rp60 triliun. “Ini juga harus berdampak dalam mensejahterakan masyarakat yang
kurang mampu,” pintanya.
Adapun terkait dengan bantuan sosial, Presiden meminta agar
program-program bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia
Sehat, Program Keluarga Harapan, kemudian Beras Sejahtera bisa disalurkan
kepada sasaran dan tepat waktu, sehingga bisa menurunkan beban hidup masyarakat
miskin.
Agar tepat sasaran, Presiden Jokowi menegaskan, data harus
betul-betul akurat, mutakhir, satu dan terpadu. Jangan menggunakan data sendiri
sendiri.
“Saya ingatkan jangan bekerja linier, lakukan perubahan baik
dalam sistem pendataan, sistem penyaluran,” pinta Presiden Jokowi seraya
menambahkan, bahwa salah satu reformasi bantuan sosial yang digulirkan adalah
penerapan sistem bantuan pangan non tunai kartu, sehingga bantuan sosial bisa
lebih tepat sasaran dan mengurangi kebocoran.
Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko
Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut
B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala
Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang
Brodjonegoro, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sosial Khofifah Indar
Parawansa, Menteri Desa dan PDTT Eko Putra Sandjojo, Menteri Kesehatan Nila F.
Moloek, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menaker Hanif Dhakiri, Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Amran
Sulaiman, Kepala BPS Suhariyanto, Kepala BPKP Ardan Adiperdana, dan pejabat
lainnya.
(Fikri/Trie)


0 komentar:
Post a Comment